The Watu Dodol Tourist Forest is a quite potential tourist destination in the Banyuwangi Regency of East Java. It is about 14 km from Banyuwangi. This tourist forest is located within the protected forest at block 66B, RPH Selogiri, BKPH Ketapang Ketapang, KPH of North Banyuwangi, at an altitude of 10 to 50 meters about the sea level. Administratively, it is governed as part of the Pasir Putih Village, of the Wongsorejo Sub-District, within the Banyuwangi Regency.
TAMAN WISATA WATU DODOL
Diposting oleh joko agung di 22.53 0 komentar
TENTANG BANYUWANGI
Ada rujak iris. Rujak ini juga terbuat dari buah-buahan. Cara pembuatannya, buah diiris rapi kemudian dicampur bumbu yang terbuat dari air gula merah dan asam. Ada juga jenis rujak kecut. Rujak ini bahan dasarnya buah-buahan. Bedanya, buah yang sudah diiris dicampur saus kacang ditambah sedikit petis udang.Yang paling populer dan menjadi santapan idola kini adalah rujak soto. Rujak ini baru muncul sekitar tahun 1975. Awalnya, rujak ini modifikasi rujak lontong sayur.Rujak soto pertama kali dibuat Usni Solihin, ibu rumah tangga yang gemar memasak. Dari kegemaran memasak inilah, Usni yang sempat membuka warung di salah satu kompleks SMA mencoba mencampurkan rujak dan soto. Hasilnya, mengejutkan. Rujak ini memiliki rasa khas sayuran dicampur soto yang beraroma daging hangat.Awalnya, penemuan itu tidak mendapat respons masyarakat. Lambat laun Usni menyempurnakan penemuannya itu. Akhirnya, penemuan yang spektakuler itu mampu menjadikan namanya melejit. Rujak soto makin dikenal dan digemari, bahkan bukan hanya di kalangan warga osing.
Perbedaan antara rujak biasa dan rujak soto terletak pada penggunaan petis udang. “Rujak biasa petisnya harus banyak. Tapi rujak soto tidak usah pakai petis. Ini rahasianya,” ujar Usni.Sejak ditemukannya rujak soto, menambah daftar makanan khas di Banyuwangi. Karena itu, tidak heran jika warung milik Usni yang terletak di pojok jalan Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, selalu ramai pengunjung. Tiap hari dia harus menyediakan 4 kg kacang tanah untuk bahan saus rujak. Di warungnya Usni membuat rujak tetap menggunakan cara tradisional. Ketika dia membuat rujak semua bahan tetap diuleg dengan tagannya sendiri. “Kalau pakai blender saya tidak bisa menjamin rasa rujaknya,” tururnya.
Kini warung rujak soto milik Usni bukanlah satu-satunya di Banyuwangi. Hampir di tiap sudut kota bisa ditemukan warung yang menyediakan menu rujak soto.Rujak soto pernah diikutkan Festival Makanan Nusantara di Jakarta, Malang, Surabaya, dan selalu menempati peringkat tertinggi. Kini rujak soto seolah menjelma menjadi makanan populer dengan harga yang sangat terjangkau.Makanan khas lainnya adalah beraneka jenis camilan, mulai dari aneka krupuk, sale pisang, bagiak hingga rengginang. Menariknya, camilan ini dikolaborasi dengan berbagai jenis rasa, mulai dari rasa cumi, tahu, kerang dan banyak lagi. Tiap toko oleh-oleh umumnya memberikan layanan jasa antar hingga ke luar pulau.Yang perlu dilirik lagi adalah banyaknya jenis kerajinan ciri khas warga osing. Kerajinan yang paling banyak adalah terbuat dari anyaman bambu. Berbagai jenis perabot rumah tangga, seperti tas, baki, tempat kue dan lainnya, semuanya dibentuk rapi dari anyaman bambu. Barang kerajinan ini juga mudah didapatkan dan harganya relatif murah.
Gandrung Banyuwangi berasal dari kata “gandrung”, yang berarti ‘tergila-gila’ atau ‘cinta habis-habisan’ dalam bahasa Jawa. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti ketuk tilu di Jawa Barat, tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, lengger di wilayah Banyumas dan joged bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan).Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).
Diposting oleh joko agung di 01.36 0 komentar
Raysha Graha Computer
Masuk kedalam era globalisasi perangkat lunak yang disebut dengan komputer sekarang ini duduk ditingkat yang paling atas yaitu perubahan teknologi tercanggih operaning system komputer. dalam graha saya, saya menyediakan perangkat komputer secound maupun baru anda bisa mengunjungi graha saya notebook maupun PC..MAsalah harga bisa dinego and dijamin harga miring...dari yang lain..
http://www.griyasis.com/products/339/0/Internet-Download-Manager/
Jumat, 13 Maret 2009
Diposting oleh joko agung di 23.24 0 komentar
Ini adalah kehidupan di negara jepang...
hanya makan mie aja gak ada nasi..
aku sendiri bingung pingin pulang ke
indonesia... pingin makan nasi
aku baru pulang ke indonesia 1 tahun sekali
..he..he..he..
Diposting oleh joko agung di 07.01 0 komentar
Tentang Kehidupan Joko Agung
Dalam melakukan tugas mulia ini aku selalu merasa kesepian
di negeri orang aku aku tidak selalu merasa cocok dengan udara yang amat sangat dingin....Jepang.
Namaku Joko Agung aku seorang Pelaut yang singgah di negara jepang. aku dah punya istri dan dua orang anak yang masih kecil, aku selalu merasa kangen bila aku mengingat ingat kedua anakku kalau istri sih nomer dua yang aku ingat yang penting bagiku adalah anak....
Rabu, 11 Maret 2009
Diposting oleh joko agung di 00.24 0 komentar
CEWEK GAUL HABIS
Jumat, 06 Maret 2009
Diposting oleh joko agung di 09.52 0 komentar
Label: Cewek Gaul